Selasa, 13 Oktober 2015

Bercinta Dengan Ibu Kost




PERINGATAN : SELALU GUNAKAN KONDOM DAN JAUHI SEKS BEBAS AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV AIDS. CINTAILAH PASANGAN ANDA DAN HORMATILAH PASANGAN ANDA.


Aku saat ini kuliah di Surabaya perkenalkan namaku Fikri aku kuliah di jurusan kedokteran, peristiwa ini saat aku mencari kos di derah samoingan Surabaya walaupun tempatnya jauh dari kota dan jauh dari kuliahku aku disini bisa fokus menyelesaikan tugas skripsiku.Dimana tempatnya yang masih asri, sepi dan cocok untuk fokus. Kejadian saat mencari kos tidak sengaja saat siang hari habis kuliah dan aku mau perjalanan pulang dari rumahnya temanku, aku mampir disebuah warung makan disana aku mengobrol dengan pemilik warung, aku menanyakan apakah ada kos di daerah sini pak, oya pemilik warung dan kos itu bernama Pak Garry.

Beliau menawarkan bahwa rumahnya yang tidak jauh dari situ, ketika itu aku juga diajak langsung untuk melihat rumahnya, disana pak Garry tinggal dengan Isrinya dan ponakannya yang bernama Mila dan dia masih kuliah. Pak Garry berumur 38 th sedangkan bu Garry berumur 33 tahunan, dan mereka sudah menikah tujuh tahun dan belum dikaruniai anak.

Menuruntuku Bu Garry adalah istri idaman para lelaki, dia anggun walaupun selalu mengenakan jilbab panjangnya. Dia juga jarang keluar rumah selain untuk pergi ke pasar dan ke pengajian. Karena jarang keluar rumah wajahnya terlihat halus putih dan terawat.

Sedangkan pak Garry karena pekerjaannya termasuk orang lapang karyawan di salah satu perusahaan telekomunikasi sehingga dia jarang ada di rumah. Dan karena itulah mungkin akhirnya kamar depan diputuskan untuk dikost.

Katanya agar ada lelaki yang menjaga istri dan keponakannya saat dia tidak di rumah. Mila keponakannya merupakan aktivis sebuah ormas Islam dengan jilbabnya yang lebar dia juga jarang ada di rumah bahkan untuk menyapaku saja sangat jarang sekali.

Paling-paling pulang kuliah langsung masuk kamar dan tidak keluar kecuali untuk makan dan masuk ke kamar mandi. Sudah dua minggu aku disana dan aku bahkan tidak pernah melihat bu Garry dan Mila tidak berjilbab saat di rumah.

Dan hari itu, hari Sabtu, kebetulan aku tidak ada acara. Aku berniat menyelesaikan revisian skripsiku. Jam dinding sudah menunjukan jam 21.00, akupun dari pagi belum bertemu pak Garry sama sekali, mungkin dia pergi ke luar kota untuk urusan dinas.

Akupun keluar kamar berniat ke kamar mandi. Dan ketika melintas di ruang tengah terlihat bu Garry di depan TV dan rupanya dia ketiduran. TV pun masih menyala. Dan betapa kagetnya aku melihat bu Garry yang gamisnya tersingkap dan terlihat kaki dan pahanya yang begitu indah.

Jantungku pun berdetak sangat kencang. Bu Garry pun berbalik kedua kakinya di telentangkan lebar-lebar. Rupanya dia tidak sadar posisi barunya sangat melihatkan bagian dalam dari gamisnya. Paha nya yang muluspun terlihat semakin jelas membuatku semakin terkesima.

Dan ketika aku sedang asyik menikmati pemandangan indah itu bu Garry pun terbangun, tampak dia terkejut dan malu ketika melihatku menikmati tubuhnya yang indah. Wajahkupun merah padam karena malu.

Maaf bu saya mau melihat TV Karena bosen di kamar terus, kataku mengelak. Bu Garry ternyata tersenyum dan berkata, tidak pa pa kok dik, nonton aja. Ibu juga lagi sendirian, Bapak sedang keluar kota ada urusan dinas, kalo Mila, tidak tahu tuh sudah tidur di kamarnya dari sore, kecapekaan habis ada acara di kampusnya Dik., sapanya halus Ada apa bu, tanyaku.

Ibu agak tidak enak badan nih. Kayaknya masuk angin. Ibu juga agak demam, dik Fikri punya obatnya Aduh tidak ada bu Atau ibu mau saya kerokin Biar anginnya keluar. Saya biasa ngerokin ibu saya di rumah kalo ibu sakit.

Wah boleh tuh tidka apa-apa nih ngerepotin dik Fikri, jawabnya. Gak pa pa bu ni juga saya lagi nyante aja. Jantungku berdetak sangat keras ketika dia mulai membuka sebagian baju belakangnya. Permisi ya bu. Iya dik tidak pa pa.

Aku semakin membuka baju dan jilbabnya keatas. Tubuh bu Garry terlihat sangat putih dan mulus sekali, baru kali ini aku melihat tubuh seindah itu. Aku mulai mengoleskan minyak kayu putih ke punggungnya.

Ku oleskan secara pelan-pelan sambil menikmati meraba-raba punggungnya. Hmmm Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Kelihatanya bu Garry juga sangat menikmatinya. Dan tanpa saya sangka-sangka tiba-tiba dia membalikan badannya dan memeluk saya.

Dia menangis dan menceritakan bahwa ternyata pak Garry impotensi dan selama ini dia tidak mendapatkan kepuasan batin dari suaminya. Dik Fikri, gendong saya ke kamar dik., pintanya. Akhirnya saya pun mengendong dirinya kekamarnya.

Setelah itupun saya menciumi bibirnya. Hujan grimis yang sedari sore membuat gairah kami berdua semakin memuncak. Diapun semakin ganas menciumi bibir saya. Tanganku pun mulai melapaskan jilbab dan bajunya, dan dia juga membantu saya melepaskan baju dan celana saya.

Seketika kami sudah telanjang bulat dan berpelukan. Gairah kami sudah tidak tertahankan lagi. Bu Garry pun akhirnya membuka sendiri rok panjangnya dan langsung memegang senjata saya dan mengarahkannya ke memeknya, Aghh, dia mulai menggerang kenikmatan.

Ohhh memeknya begitu sempit seperti perawan tidak sesuai dengan umur bu Garry yang sudah 33 tahun. Akupun mulai menggenjot tubuh bu Garry. Aghhhh Fikri pelan-pelan sayang.. Akupun tidak peduli terus kupercepat sodokanku.

Aaahhhh.. Ahhh, nafas bu Garrypun semakin memburu. Diapun mulai menjambaki rambut saya dan mencengkram bahu saya. Ahh.. Ahhh, Bu Garry mulai mendesah panjang, Fikri.. Ibu mau keluar nih.. Aku semakin mempercepat goyanganku.

Bu Garry juga terlihat mengimbangi goyanganku. Dan tak lama terasa banyak cairan hangat di senjataku. Akup merasa mau ada yang keluar dari penisku sehingga langsung saja kucabut dari memeknya dan langsung mengarahkannya ke mulut Bu Garry dan akhirnya peniskupun memuntahkan isinya ke mulut Bu Garry.

Agghhh, akupun mendesah panjang.. Bu Garry tampak kewalahan menelan pejuku yang memuncrat banyak sekali, setelah itu nafas kamipun berpelukan meskipun nafas kami masih tersengal sengal. Kamu hebat Fikri, kata bu Garry sambil mencium keningku.

Selanjutnya kamipun sering melakukannya kalo pak Garry sedang bertugas di luar kota. Walaupun aku harus menggunakan kondom karena khawatir Bu Garry sampai hamil. Kamipun juga sering mandi bersama bahkan pernah tengah malam bu Garry datang ke kamarku waktu pak Garry sedang terlelap tidur di kamarnya dan minta bercinta denganku.

Baginya pak Garry adalah suami pertamanya yang hanya memberinya nafkah lahiriah saja tapi aku adalah suami keduanya yang senantiasa bisa memuaskan akan kebutuhan biologisnya.

0 komentar:

Posting Komentar