Siapa yang nggak pernah minum bubble tea, atau pearl tea?
Awalnya minuman ini diperkenalkan di Taiwan, tapi sekarang sudah mendunia hingga ke Indonesia. Milk tea creamy dengan mutiara tapioka yang biasa disebut bubble dengan berbagai varian rasa yang sangat menggugah selera membuat minuman ini jadi favorit.
Bubble yang ada di minum ini punya tekstur kenyal unik yang terbuat dari akar singkong.
Seharusnya sih begituTapi menurut hasil penyelidikan di China, ternyata bubble tapioka ini terbuat dari bahan yang bahkan nggak bisa kita makan!Pada tanggal 19 Oktober 2015 kemarin, di Kota Tsingtao China, salah seorang pembeli bubble tea melakukan CT scan dengan hasil yang sangat mengejutkan: sebuah titik kecil putih muncul di perutnya, menurut berita Shangdong Province TV. Setelah penemuan ini, reporter yang mengungkap kasus ini pergi menuju toko bubble tea yang sama yang dikunjungi pasien untuk memesan minuman tersebut, lalu melakukan CT scan.
Hasilnya: ada titik putih kecil di perutnya!
Menurut dokter kepala di East Tsingtao Clinic, tapioka adalah makanan bertepung yang umumnya dicerna dan diserap seperti makanan lainnya. Seharusnya tidak diam di perut seperti dari hasil CT scan.
Berdasarkan hasil wawancara di berbagai toko bubble tea, ketika ditanya terbuat dari apakah bubble yang digunakan, jawabannya bervariasi. Mulai dari "pati" hingga "kentang", bahkan ada juga yang menjawab "tidak tahu". Tentu hal ini membuat netizen bertanya-tanya terbuat dari apakah bubble tapioka ini sebenarnya.
Karena tak puas dengan jawaban tersebut, reporter ini melanjutkan investigasi. Hingga akhirnya, ada satu karyawan dari toko yang berbeda memberi jawaban yang lebih mendetail, tapi sangat mengejutkan.
"Bubblenya dibuat secara kimia di pabrik. Ini cukup aneh, tapi bubblenya dibuat dari benda-benda seperti sol sepatu kulit dan ban bekas."JELAS, sol sepatu atau ban bukan benda yang biasa kita makan, dan kalau kamu nekat makan benda ini, jelas ini sangat berbahaya bagi tubuhmu, karena bahan ini nggak bisa dicerna atau diserap oleh sistem pencernaan.
Karena tak berhasil dicerna, bisa terjadi resiko penyumbatan parah yang mungkin memerlukan operasi untuk pengangkatannya.
Sampai saat ini belum ada tindakan yang dilakukan menanggapi penemuan mengejutkan ini.
Semoga saja pabrik yang menggunakan sampah dan rongsokan tersebut sebagai bahan makanan segera ditutup. Dan semoga hal ini tak ditemukan terjadi di Indonesia.
sekalian gotri biar modhaaar .....
BalasHapus